Skip to main content

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DISTILASI MINYAK ATSIRI



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
DISTILASI MINYAK ATSIRI
Tujuan Percobaan :
1.        Mempelajari teknik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan titik didih
2.        Mempelajari metode ekstraksi minyak atsiri menggunakan prinsip hidrodistilasi

Pendahuluan
Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal pada beberapa abad lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies, yang termassuk family Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari buah, bunga, biji, batang, kulit buah dan akar, salah satu sumber ,inyak atsiri adalah cengkeh dan sereh (Ketaren, 1986).
Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau minyak terbang. Pengertian atau defenisi minyak atsiri yang ditulis dalam Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap (Sastrohamidjojo, 2004). Minyak atsiri tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut hingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil. Sangat mudah larut dalam pelarut organik (Gunawan, 2010). Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat (Buchbauer, 1991).
Minyak atsiri tidak tersusun dari senyawa tunggal, tetapi merupakan campuran komponen yang terdiri dari tipe-tipe yang berbeda. Minyak atsiri sebagian besar terdiri dari senyawa terpena, yaitu suatu senyawa produk alami yang strukturnya dapat dibagi ke dalam satuan-satuan isoprene. Satuan-satuan isoprene ini terbentuk dari asetat melalui jalur biosintesis asam mevalonat dan merupakan rantai cabang lima satuan atom karbon yang mengandung dua ikatan rangkap (Gunawan, 2010).
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat  dihirup, senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat  dan langsung merangsang pada sistem  olfactory, kemudian sistem ini akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak di bawah kesetimbangan  korteks serebral. Senyawa-senyawa berbau harum atau  fragrance dari minyak atsiri suatu bahan tumbuhan telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor (Buchbauer, 1991).
Cara untuk mengisolasi minyak atsiri dari bahan tanaman penghasil minyak atsiri salah satunya adalah dengan penyulingan, yaitu pemisahan komponen berupa cairan dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan terhadap  minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Penyulingan minyak atsiri menggunakan penyulingan hidrodistilasi yaitu penyulingan dari campuran cairan yang tidak saling melarutkan hingga membentuk dua fasa, yakni fasa organik dan fasa aqueous. Proses utama yang terjadi pada peristiwa hidrodistilasi  yaitu sebagai berikut.
- Distilasi minyak atsiri dan air panas melalui membrane tanaman (hidrodifusi)
- Hidrolisa terhadap beberapa komponen minyak atsiri
- Dekomposisi yang biasanya disebabkan oleh panas
(Guenther,1987).
Distilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses distilasi sederhana, suatu campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai perbedaan titih didih cukup tinggi. Proses distilasi terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama dari uap yang terembun disebut distilat dan bagian kedua adalah zat yang tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar menguap (Raditya, 2008)
Distilasi merupakan pemisahan komponen-komponen dalam satu larutan berdasarkan substansi-substansi pada fase gas dan fase cair dengan menggunakan perbedaan volatilitas dari komponen-komponennya cukup besar. Transfer massa minyak atsiri dari dalam butiran padat ke solvent meliputi dua proses seri, yakni difusi dalam padatan ke permukaan butiran dan transfer massa dari permukaan padatan ke solven. Jika salah satu proses berlangsung lebih cepat, maka kecepatan perpindahan massa dikontrol oleh proses yang lebih lambat (Sutijan, 2009).
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Cara ekstraksi bermacam-macam, yaitu diantarnya rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical expressiom dan solvent extraction. Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi (Kataren, 1986).
Berdasarkan pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu dry rendering dan wet rendering. Dry rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlansung. Pemanasan dilakukan pada suhu 105-110C ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan dendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan pada bagian atas ketel. Wet rendering  adalah proses rendering dengan penambahan air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperature yang rendah dalam proses wet renderimg dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak
(Kataren, 1986).
Ekstraksi minyak yang sering digunakan untuk memisahkan senyawa organik adalah ekstraksi zar cair, yaitu pemisahan berdasarkan perbandingan distribusi zat tersebut yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan yang disebut dengan hidrodistilasi. Yang paling baik adalah ketika kelarutan tersebut dalam pelarut satu lebih besar daripada konsentrasi zat terlarut dalam pelarut lainnya (Wasilah, 1978).
Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung. Cengkeh cocok ditanam di daerah dataran rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (Hapsoh, 2011).
Menurut Hapsoh (2011), klasifikasi tanaman cengkeh adalah sebagai berikut.
Kerajaan                     : Plantae
Filum                           : Angiospermae
Ordo                            : Myrtales
Famili                          : Myrtaceae
Genus                          : Syzgium
Spesies             : S. aromaticum
Nama binomial            : Syzygium aromaticum (L.) Merril & Perry
 Komponen utama yang terkandung di dalam minyak cengkeh adalah terpena dan turunannya, sama dengan komponen yang terdapat dalam minyak atsiri lain. Terpena sangatlah penting dalam kegiatan industri. Komponen ini banyak digunakan dalam parfum, flavour, obat-obatan, cat plastik, dan lain sebagainya (Lutony, 2002).Jenis terpena yang penting dalam minyak cengkeh yaitu eugenol. Menurut Guenther (1990), terpena yang lainnyaberupa eugenol asetat dan caryophylene. Ketiga senyawa terpena tersebut menjadi komponen utama penyusun minyak cengkeh dengan kadar total dapat mencapai 99% dari minyak atsiri yang dikandungnya (Lutony, 2002).

MSDS (Material Safety Data Sheet)
Akuades (H2O)
Akuades merupakan hasil penyulingan air sehingga tidak terdapat kandungan mineral didalamnya. Akuades berupa zat yang berfase cair, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Akuades termasuk bahan yang stabil sehingga tidak memerlukan perlakuan khusus. Akuades tidak berbahaya jika terhirup maupun tertelan dan tidak menyebabkan korosi jika terjadi kontak dengan tubuh (Sciencelab, 2013).

Magnesium Sulfat Anhidrat
Magnesium sulfat anhidrat merupakan senyawa berbentuk padat. Bahan ini memiliki berat molekul sebesar 120,38 g/mol. Bahan ini mudah alur dalam air dingin. Berbahaya jika erjadi penghirupan terhadap bahan dan sedikit berbahaya dalam kasus kontak mata, kulit (iritasi) dan penghirupan. Penanganan yang dapat dilakukan jika terjadi kontak yaitu segera cuci dengan air mengalir selama 15 menit (Sciencelab, 2013).

Cengkeh (Clove)
Cengkeh berasal dari kuncup bunga kering Eugenia caryophllus (sprengel) Bullock et Harison (E. caryophylato Thunberg) Fam Myrtaceae. Minyak cengkeh merupakan minyak menguap yang didestilasi dengan uap air dari kuncup bunga kering Syzqium aromaticum (L) Mere.et.L.M.Perry. Minyak dari cengkeh dapat larut dalam methanol, dietil eter dan tidak larut dalam air. Minyak cengkeh mempunyai titik didih sebesar 250℃. Minyak cengkeh tidak berbahaya sehingga tidak memerlukan penanganan yang khusus ketika terjadi kontak dengan kulit

Batu Didih (Boiling Chips)
Batu didih merupakan senyawa Silikon Karbida (SiC) berbentuk padatan (padatan kristalin) berwarna hitam  kebiruan. Bahan ini memiliki titik didih sebesar 3350℃ dan titik leleh sebesar 2700℃. Bahan ini tidak larut baik dalam air dingin maupun air panas. penyimpanan batu didih harus dijauhkan dari sumber pengapian(Seciencelab, 2013).

Prinsip Kerja
Prinsip kerja percobaan ini yaitu memisahkan senyawa dalam campurannya berdasarkan perbedaan titik didih.

Alat
Pisau, set alat distilasi, gelas ukur 5 mL, alu dan mortar.

Bahan
Bunga cengkeh, akuades, magnesium sulfat anhidrat dan batu didih.

Prosedur Kerja
Percobaan ini didahului dengan preparasi sampel yang akan didistilasi yaitu bunga cengkeh. Bunga cengkeh yang sudah bersih dan kering dipotong kecil-kecil. Set alat distilasi disiapkan sesuai dengan gambar berikut.
Sampel yang telah dipersiapkan tadi kemudian dimasukan ke dalam labu alas bulat pada set distilasi, terlebih dahulu labu tersebut dilepaskan. Sampel yang dimasukkan sebanyak 50 gram, kemudian ditambahkan akuades hingga memenuhi setengah volume dari labu alas bulat yang bervolume 250 mL. Labu alas bulat kemudian dipasangkan kembali pada set alat distilasi dan dipanaskan dengan mantel pemanas secara perlahan-lahan. Distilasi dilakukan hingga diperoleh distilat sebanyak 100 mL atau berlangsung selama 1-1,5 jam. Distilat yang telah diperoleh didiamkan beberapa saat hingga terbentuk dua fasa, yaitu fasa organik dan fasa aqueous. Dua fasa distilat tersebut kemudian dipisahkan hingga diperoleh minyak atsiri yang merupakan distilat dalam fasa aqueous. Distilat minyak atsiri ditambahkan sedikit magnesium sulfat anhidrat sehingga terbentuk endapan. Distilat tersebut kemudian didekantasi sehingga diperoleh minyak atsiri murni. Minyak atsiri yang diperoleh diamati bau dan warna dari minyak atsiri tersebut. Volume minyak atsiri yang diperoleh dicatat dan dihitung rendemen minyak atsiri yang diperoleh.

Waktu yang Dibutuhkan
No
Jam
Keterangan
Waktu
1
07.00-07.10
Pengisian presensi
10 menit
2
07.10-07.30
Preparasi bahan
20 menit
3
07.30-07.50
Preparasi set alat distilasi
20 menit
4
07.50-09.20
Percobaan distilasi minyak atsiri
1 jam 30 menit
5
09.20-09.40
Pemerolehan minyak atsiri
20 menit
Total
2 jam 40 menit
                                        
Data dan Perhitungan
Massa awal cengkeh   =  40,5 gram
Volume awal               = ± 125 mL
Bentuk awal                = padat kering
Warna awal                 = cokelat
Bau                              = cengkeh
Randemen =  x 100%
=  x 100%
= 4,765%
Hasil dan Pembahasan
No.
Perlakuan
Hasil
Keterangan
Destilat
Minyak atsiri
1.
Pemanasan cengkeh

20 ml


-Berbau fermipan
-Terbentuk dua fase
-berwarna sedikit kuning
-Terdapat gelembung seperti minyak
2.
Penambahan MgSO4

2 ml
1,93 gram
-Larutan berwarna putih
-Berbau tetap seperti sebelum penambahan
-Terdapat sedikit minyak pada permukaan
Percobaan ini didahului dengan preparasi sampel yang akan didistilasi yaitu bunga cengkeh. Bunga cengkeh yang sudah bersih dan kering dipotong kecil-kecil. Sampel cengkeh dipotong kecil-kecil bertujuan untuk memperbesar luas permukaan. Sampel yang telah dipersiapkan tadi kemudian  dimasukan ke dalam labu alas bulat pada set distilasi, terlebih dahulu labu tersebut dilepaskan. Sampel yang dimasukkan sebanyak 40,5 gram, kemudian ditambahkan akuades hingga memenuhi setengah volume dari labu alas bulat yang bervolume 250 mL. Pelarut yang digunakan pada pdistilasi ini yaitu akuades, dipilih akuades karena akuades memiliki titik didih yang lebih besar dibandingkan dengan minyak atsiri. Akuades juga merupakan pelarut yang inert, yaitu pelarut yang tidak bereaksi terutama dengan minyak atsiri, sehingga akuades dan minyak atsiri yang bercampur tidak saling bereaksi dan dapat dipisahkan dengan distilasi Percobaan distilasi ini tidak menambahkan batu didih karena proses distilasi berlangsung tidak pada temperature yang sangat tinggi dan masih dalam jumlah yang sedikit, sehingga penambahan batu didih untuk meratakan suhu pada larutan tidak diperlukan.
Distilasi dilakukan hingga sampel dalam labu ukur habis menguap atau berlangsung selama 1 jam. Pemanasan dilakukan secara perlahan-lahan, pemanasn awal berfungsi agar air terserap kedalam pori-pori bahan yang dapat mengeluarkan minyak atsiri karena adanya tekanan osmotik, sehingga pemanasan secara perlahan bertujuan agar minyak atsiri yang keluar lebih maksimal. Distilasi dilakukan dengan menaikkan suhu secara perlahan dan saat cairan dari campuran mulai berkurang suhu pun diturunkan secara perlahan serta dihentikan ketika cairan sudah habis. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi pemanasan berlebih sehingga menyebabkan labu alas bulat pecah karena tidak terdapat lagi cairan yang dipanaskan.
Distilat yang telah diperoleh didiamkan beberapa saat dan diukur volumenya dalam erlenmeyer. Distilat yang terbentuk dua fasa, yaitu fasa organik atau air dan fasa aqueous atau minyak atsiri. Dua fasa distilat tersebut kemudian dipisahkan hingga diperoleh minyak atsiri yang merupakan distilat dalam fasa aqueous. Distilat minyak atsiri ditambahkan sedikit magnesium sulfat anhidrat sehingga terbentuk endapan. Penambahan magnesium sulfat anhidrat bertujuan untuk mengikat air yang berada dalam distilat sehingga hanya akan tersisa minyak atisiri saja. Magnesium sulfat bereaksi dengan air seperti persamaan reaksi berikut
MgSO4 + H2O                     MgOH + HSO4-
Endapan yang terbentuk dipisahkan dari distilat dengan cara dekantasi. Proses ini sedikit sulit dilakukan karena minyak atsiri yang diperoleh hanya sedikit sehingga sulit untuk mendapatkan minyak atsiri yang murni karena skalanya sangat kecil.
Minyak atsiri yang diperoleh sebanyak 2 mL atau seba yak 1,93 gram. Randemen yang diperoleh sebesar 4,765 % yang artinya hanya terdapat 4,765% minyak atisiri dalam 40,5 gram cengkeh. Senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri sesuai literature adalah senyawa eugenol, struktua stomnya adalah sebagai berikut


Kesimpulan
            Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan praktikum ini yaitu ekstraksi minyak atsiri menggunakan prinsip hidrodistilasi. Prinsip hidrodistilasi yang digunakan pada percobaan ini yaitu pemisahan minyak atsiri dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih, dimana titik didih minyak atsiri lebih kecil dibandung pelarutnya (air). Senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri yaitu eugenol yang merupakan senyawa aromatik.

Referensi
Buchbauer, G., W. Jager, et.al. 1991. Aromatherapy: Evidence for Sedative Effects of Essential Oil of Lavender after Inhalation Journal of Biosciences; 46c, 1067-1072.
Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Jakarta: UI Press
Gunawan, W. (2009). Kualitas Dan Nilai Minyak Atsiri, Implikasi Pada Pengembangan Turunannya. Semarang : Makalah pada Kimia Bervisi SETS (Science, Environment, Technology, Society) Kontribusi Bagi Kemajuan Pendidikan dan Industri
Lutony, T.L dan Rahmayati, Y. (2002). Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka
Raditya, C. dkk. 2008. Destilasi Reaktif Metanol – Asam – Metil Asetat – Air. Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 07 No. 02
Sciencelab. 2013. Material Safety Data Sheet for Boiling Chips [Serial Online]
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923120
Diakses pada tanggal 7 Oktober 2018
Sciencelab. 2013. Material Safety Data Sheet for Clove [Serial Online]
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927498
Diakses pada tanggal 7 Oktober 2018
Sciencelab. 2013. Material Safety Data Sheet for Magnesium Sulfate Anhydrous [Serial Online]
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927218
Diakses pada tanggal 7 Oktober 2018
Sciencelab. 2013. Material Safety Data Sheet for Water [Serial Online]
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321
Diakses pada tanggal 7 Oktober 2018
Sutijan, dkk. 2009. Pengaruh Perlakuan Daun dan Suhu Terhadap Waktu Distilasi pada Isolasi Minyak Cengkeh Menggunakan Super Steam Distillation. Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 08 No. 02
Wasilah, S. 1978. Penuntun Percobaan Kimia Organik. Bandung: P.T Karya Nusantara

Saran
            Saran yang dapat disampaikan diantaranya saat proses distilasi, praktikan sebaiknya selalu mengamati jumlah cairan yang berada dalam labu ukur, sehingga dapat diketahui proses distilasi harus dihentikan. Praktikan juga sebaiknya berhati-hati saat melakukan dekantasi karena bisa jadi sebagian minyak atsiri terbawa dengan air yang dipisahkan. Proses ini sebaiknya dilakukan secara perlahan-lahan agar sedikit minyak atsiri yang terbawa.

Nama Praktikan
Erna Rosinawati N. (171810301043)

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI Tujuan Percobaan : 1.       Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk identifikasi senyawa organik 2.       Mempelajari Uji Kimia identifikasi gugus fungsional senyawa organik Pendahuluan Senyawa di alam begitu banyak dan melimpah, saat ini diperkirakan sudah mencapai jutaan dan akan terus bertambah dengan hadirnya senyawa-senyawa baru hasil sintesis para ahli kimia organik. Senyawa organik merupakan senyawa yang paling banyak dibandingkan dengan senyawa lain. Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor ( Riswiyanto,2009). Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang mengandung karbon dan hidrogen yang dapat di bedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana di golongkan sebagai senyawa hidrokarbon

LAPORAN PRAKTIKUM KELARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK   KELARUTAN Tujuan Percobaan : -           Mempelajari kelarutan suatu zat dan memprediksi kepolarannya. Pendahuluan Nilai suatu kelarutan didasarkan dengan sifat serta intensitas kekuatan yang ada pada suatu zat terlarut-pelarut serta resultan interaksi zat pelarut-pelarutnya. Kelarutan didefinisikan sebagai konsentrasi zat terlarut yang terdapat dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, definisi ini berdasarkan kelarutan dalam besaran kuantitatif. Kelarutan juga didefinisikan sebagai hasil dari adanya suatu interaksi spontan yang melibatkan dua atau lebih zat sehingga membentuk dispersi molekular homogen, definisi ini berdasarkan kelarutan dalam besaran kualitatif (Lachman, 1994). Larutan berdasarkan jumlah zat terlarut didalamnya dibedakan menjadi larutan jenuh, larutan lewat jenuh, larutan tidak jenuh dan hampir jenuh. Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam keadaan yang setimbang deng

LAPORAN PRAKTIKUM ENTALPI PELARUTAN

ENTALPI PELARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM TERMODINAMIKA KIMIA Disusun Oleh : Nama                         : Erna Rosinawati N. NIM                           : 171810301043 Kelompok                  : 2 Asisten                       : Hanifa Hanun LABORATORIUM KIMIA FISIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2018 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1          Latar Belakang Senyawa-senyawa yang terdapat dialam dapat dibagi dua berdasarkan kelarutannya yaitu senyawa yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut. Proses pelarutan biasanya didalamnya terdapat komponen yang dapat dihitung atau dicari dengan metode tertentu, misalnya entalpi. Entalpi adalah jumlah total dari semua bentuk energi. Entalpi pelarutan menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat terlarut pada keadaan standar (Atkins,1999). Percobaan