LAPORAN PRAKTIKUM TERMODINAMIKA KIMIA
VOLUME MOLAR GAS
Disusun Oleh :
Nama : Erna Rosinawati N.
NIM :
171810301043
Kelompok :
2
Asisten :
Farida Utami
LABORATORIUM KIMIA FISIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Volume molar suatu unsur adalah besarnya ruang yang
ditempati oleh satu mol itu dalam keadaan STP. Menurut Avogadro setiap molekul
memiliki volume sama dan jumlah molekul yang sama pada gas ideal. Pengukuran
ruang yang ditempati oleh satu mol gas relative sukar, sehigga untuk memudahkan
pengukuran dilakukan dengan menentukan volume sejumlah mol gas agar lebih mudah
diukur dengan berat yang ditimbang dan tekanan yang dapat diukur.
Hipotesa Avogadro menyatakan bahwa pada suhu dan
tekanan yang sama , semua gas dengan volume yang sama akan mengandung jumlah
partikel yang sama pula. Oleh karena itu, 1 mol setiap gas memiliki jumlah
molekul yang sama, maka pada suhu dan tekanan yang sama pula, 1 mol gas memiliki
volume yang sama. Penentuan volume molar gas ini contohnya untuk menentukan
volume gas oksigen dalam ruangan dalam hal penelitian. Volume molar gas juga
banyak ditemui dikehidupan sehari hari contohnya volume gas elpiji yang
diperlukan agar massanya sebanyak 3 kg atau lainnya, dengan mengikuti
hukum-hukum gas yang berlaku.
Volume suatu gas dapat diperoleh dengan mereaksikan
suatu reaktan yang diketahui beratnya sehingga menghasilkan gas. Volume molar
gas dapat ditentukan apabila suhu, tekanan, dan volume gas yang tercampur dalam
wadah diketahui. Maka volume molar gas dapat ditentukan berdasarkan persamaan
gas ideal. Percobaan ini akan menentukan volume molar gas O2 dan CO2
dengan mereaksikan beberapa pereaksi..
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai
berikut.
1.
Bagaimana cara
menentukan volume satu mol gas O2?
2.
Bagaimana cara
menentukan volume satu mol gas CO2?
1.3
Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui
cara menentukan volume satu mol gas O2
2.
Untuk mengetahui
cara menentukan volume satu mol gas CO2?
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)
2.1.1 Akuades (H2O)
Akuades meupakan distilat cair dari distilasi air
sehingga tidak terkandung mineral didalamnya. Akuades memiliki berat molekul
sebesar 18,0153 g/mol yang berwujud cair dalam keadaan ruang dan mendidih pada
suhu 100ā. Akuades tidak berbahaya jika terjadi suatu tumpahan ataupun kontak
dengan tubuh sehingga tidak memerlukan penyimpana dan penanganan khusus (Sciencelab,2013).
2.1.2 Kalium Klorat (KClO3)
Kalium
klorat berwujud padat denngan berat molekul sebesar 122,55 g/mol. Kelarutan
bahan ini dalam air dingin sangat kecil. Bahan ini reaktif terhadap agen
pereduksi, bahan yang mudah terbakar dan bahan organik. Bahan ini merupakam
agen pengoksidasi dan bahan korosif, sehingga perlu penyimpanan yang aman,
Berbahaya jika terjadi kontak mata, kulit, inhalasi dan penelanan. Kontak mata
berlebih dapat menyebabkan kebutaan. Perlindungan personal gunakan sarung
tangan dan kaca mata. Penanganan yang dapat dilakukan jika terjadi kontak mata
segera basuh dengan air mengalir selama 15 menit dan jangan gunakan salep mata
(Sciencelab, 2013)
2.1.3 Natrium Karbonat (Na2CO3)
Natrium karbonat merupakan bahan yang berwujud padat
(padatan bubuk) berwarna putih , tidak berbau dan mempunyai rasa alkalin.
Berat molekul bahan ini sebesar 105,99
g/mold dan titik lebur sebesar 851ā. Kelarutan bahan ini yaitu dapat larut
dalam air panas da gliserol, larut sebagian dalam air dingin dan tidak larut
dalam aseton dan alkohol. Bahan ini termasuk bahan yang higroskopik, sehingga
perlu penyimpanan dengan wadah yang tertutup rapat. Berbahaya jika terjadi
kontak mata, kulit, inhalasi dan penelanan. Penanganan yang dapat dilakukan
jika terjadi kontak kulit segera basuh dengan air mengalir selama 15 menit dan
beri krim antibakteri pada kulit yang terkontaminasi (Sciencelab, 2013).
2.1.4 Asam Sulfat (H2SO4)
Asam sulfat atau hydrogen sulfat merupakan bahan yang
berwujud cair (cairan berminyak) tidak berwarna, mempunyai rasa asam yang kuat,
dan ketika panas mempunyai bau tersedak. Asam sulfat memiliki berat molekul
sebesar 98,08 g/mol dan merupakan asam kuat. Titik leleh sebesar -35ā dan titik
leleh sebesar 270ā. Bahan ini mudah larut dalam air dingin, sulfat dapat larut
dalam air disertai pembebasan panas, dan larut dalam etil alkohol. Reaktif dengan
agen pengoksidasi, agen pereduksi, bahan mudah terbakar, bahan organik, logam,
asam, alkali, dan lembab serta korosif terhadap alumunium, tembaga dan baja.
Bahan ini termasuk bahan yang mudah menguap (volatil) sehingga memerlukan
penyimpanan dalam wadah tertutup rapat. Berbahaya jika terjadi kontak mata,
kulit, inhalasi, dan proses menelan. Penanganan yang dapat dilakukan jika
terjadi proses menelan bahan segera longgarkan baju, dasi, sabuk atau ikat
pinggang dan jangan memberikan apapun ke mulut dan segera mencari pertolongan
medis (Sciencelab, 2013).
2.2 Dasar
Teori
Volume molar adalah volume dari 1 mol suatu unsur atau
aenyawa kimia pada temperatur dan tekanan tertentu. Volume molar setiap unsur
atau senyawa dipengaruhi oleh temperatur dan tekanat tersebut. Satuan volume
molar dalam SI yaitu m3/mol (Syukri, 1991).
Campuran gas misalnya, suatu campuran menempati
sebuah wadar pada suhu tertentu. Tekanan parsial gas didefinisikan seolah-olah
tekanan gas ditimbulkan sendiri jika dalam wadah tesebut. Hukum Dalton
menyatakan bahwa tekanan total adalah jumlah tekanan parsial setiap gas. Hukum
ini berlaku pada kondisi yang sama seperti hukum gas ideal itu sendiri dengan
pendekatan tekanan sedang dengan mencermati tekanan jika diturunkan (Oxtoby,
2001).
Volume molar gas ideal pada saat temperatur dan
tekanan standar adalah 22,4 L.mol. volume molar gas ideal pada kondisi ruangan
adalah 24 L/mol, hukum gas ideal adalah
P
V = n R T (2.1)
Persamaan
tersebut dapat digunakan Hukum Dalton karena merupakan suatu campuran. Dalton
menjelaskan bahwa tekanan dari komponen gas yang dimiliki oleh campuran gas
ideal suatu volume tertentu merupakan jumlah dari komponen gas yang menempati
wadah dengan volume yang sama (Petrucci, 1987).
Hukum
gas ideal, PV=nRT memberikan gambaran yang akurat perilaku gas nyata pada
tekanan rendah pada suhu yang tinggi relative terhadap titik didih. Hokum gas
ideal didasarkan pada asumsi bahwa molekul-molekul tidak mengalami gaya
antarmolekul dan bahwa molekul-molekul tidak menempati volume. Asumsi ini
berlaku pada tekanan rendah dan temperatur tinggi karena dibawah kondisi ini
kerapatan molekul rendah. Molekul-molekul yang terpisah jauh, volume yang
ditempati oleh molekul dapat diabaikan dibandingkan dengan total volume yang
ditempati oleh gas (Sukardjo, 1997).
Hukum
Charles menjelaskan volume suatu gas akan berbanding lurus dengan temperatur
mutlaknya jika gas tersebut berada pada tekanan konstan
V = T (2.2)
Hukum Boyle
menyatakan bahwa tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas jik a gas
tersebut mempunyai jumlah mold an temperatur yang sama
P = 1/T (2.3)
Hukum Gay Lussac
menyatakan temperatur berbanding kurus dengan tekanan gas apabila volume gas
tersebut konstan
T = P (2.4)
Hukum Avogadro
menjelaskan bahwa volume gas pada temperatur dan tekanan konstan berbanding
lurus dengan jumlah molnya
V = n (2.5)
Volume dari
suatu gas pada tekanan dan temperatur yang sama pada suatu gas mengandung
jumlah molekul yang sama. Volume gas yang ditempati oleh setiap mol molekul gas
dinyatakan sebagai volume molar (Vm)
Vm = RT / m (2.6)
Dengan keadaan
standar pada tekanan dan temperatur kamar yang sama dinyatakan sebagai STP,
yaitu 0ā (273,15 K) dan 1 atm (Keenan, 1980).
Gas
O2 dapat dihasilkan dari pemanasan KClO3, dimana
pemanasan KClO3 akan menghasilkan KCl dan gas O2 menurut
persamaan reaksi
2
KClO3 ā 3 O2 + 2 KCl (2.7)
Gas CO2
dapat dihasilkan dari reaksi antara natrium karbonat dengan asam sulfat,
menurut persamaan reaksi berikut.
Na2CO3
+ H2SO4 ā Na2SO4 + H2O
+ CO2 (2.8)
Gas O2
dan CO2 hasil reaksi tersebut dapat ditampung dalam tabung berskala
seperti buret yang berisi air, sehingga volume gas yang dihasilkan dapat
diketahui dengan mengujur oerubahan volume pada buret. Berat gas dapat
diketahui apabila berat reaktan juga diketahui yaitu dari selisih berat reaktan
sebelum reaksi dan sesudah reaksi. Tekanan gas dapat diketahui berdasarkan
Hukum Dalton.
Ptotal = Pgas + PH2O (
l ā r) (2.9)
Volume molar
pada keadaan STP
P0V0/T0
= P V / T (2.10)
Keterangan
: V0= volume pada keadaan
STP
P0 = tekanan gas pada
keadaan STP (1 atm)
T0 = temperatur pada
keadaan STP (0ā atau 273,15 K)
P = tekanan gas pada temperatur
percobaan
T = temperatur percobaan
V = volume percobaan
(Tim Penyusun, 2018).
Gambar
2.1 Rangkaian Set Alat Volume Molar
(Sumber
: Tim Penyusun, 2018)
BAB 3.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
dan Bahan
3.1.1 Alat
-
Set alat
pengukur volume molar
-
Erlenmeyer
-
Corong
-
Pipet mohr
-
Bola pipet
-
Tabung reaksi
-
Termometer
-
Penggaris
-
Neraca
-
Spidol
-
Batang pengaduk
-
Penjepit
-
Bunsen
-
Kaki tiga
-
Kawat kasa
-
Korek api
3.1.2 Bahan
-
Air
-
Vaselin
-
KClO3
-
Na2CO3
-
H2SO4
3.2 Diagram
Kerja
3.2.1 Menentukan Volume Molar Gas O2
KClO3
|
-
ditimbang sebanyak 0,1-0,15 gram
-
dimasukkan
ke dalam erlenmeyer
-
dipasang
set alat seperti pada gambar 2.1
-
diamati
kondisi setimbang permukaan air dalam buret dan dipanaskan pelan-pelan
-
dipastikan
tidak ada kebocoran pada Erlenmeyer, dengan ditambahkan vaselin untuk
menutupi kebocoran
-
dipanaskan
sehingga air dalam buret naik dan diamati suhu pada saat pertama kali naik
dan dihentikkan ketika air dalam buret turun kembali
-
diamati
kenaikkan air dan diberi tanda dengan spidol, diukur dengan penggaris
kenaikkan air dari keadaan awal hingga keadaan akhir
-
dicatat volume
O2 yang tertampung
-
diulangi
hingga diperoleh 3 data dan diperoleh volume rata-rata O2
|
Hasil
|
3.2.2 Menentukan Volume Molar Gas CO2
Na2CO3
|
-
ditimbang sebanyak 0,1gram dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
ditimbang tabung reaksi dan diambil 3 mL H2SO4 dengan pipet volume dan dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer tadi melalui bagian sisi yang lain hingga tidak bereaksi.
-
dipasang
set alat hingga lengkap seperti pada gambar 2.1 dipastikan tidak terdapat
kebocoran
-
digoyang-goyangkan
pelan-pelan Erlenmeyer hingga kedua reaktan bereaksi sempurna
-
diamati
kenaikkan air dan diberi tanda dengan spidol, diukur dengan penggaris
kenaikkan air dari keadaan awal hingga keadaan akhir
-
dicatat
volume gas CO2 yang dihasilkan
-
dicatat
temperatur saat percobaan dilakukan
-
diulangi
hingga diperoleh 3 data dan diperoleh volume rata-rata CO2
|
Hasil
|
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Volume Molar O2
Percobaan
|
Massa
KClO3 (g)
|
Pbar (Pa)
|
Ptotal (mmHg)
|
Pgas (atm)
|
Volume Molar (mL/mol)
|
Volume Molar
Rata-rata
|
1
|
0,114
|
|
|
|
|
22,283
|
2
|
0,120
|
|
|
|
|
|
3
|
0,109
|
|
|
|
|
4.1.2 Volume Molar CO2
Percobaan
|
Massa
Na2CO3 (g)
|
Volume H2SO4
(mL)
|
Pbar (Pa)
|
Ptotal (mmHg)
|
Pgas (atm)
|
Volume Molar (mL/mol)
|
Vm rata-rata
|
||
1
|
0,110
|
3
|
1372
|
|
|
22,158
|
|
||
2
|
0,104
|
3
|
1705,2
|
|
|
20,897
|
|||
3
|
0,117
|
3
|
1783,6
|
9,84
|
|
22,373
|
|||
4.2 Pembahasan
Perobaan ini membahas
mengenai volume molar gas, khususnya gas O2 dan CO2. Volume
molar gas dapat diketahui berdasarkan hasil perhitungan volume gas pada kondisi
STP dibagi dengan mol gas tersebut. Perhitungan volume molar gas berdasarkan
pada hukum Avogadro dalam keadaan STP.
Percobaan pertama
dilakukan dengan pengukuran volume molar O2. Percobaan ini dilakukan
dengan memanaskan KClO3 sebanyak 0,1-0,15 gram dalam erlenmeyer
tertutup rapat yang dihubungkan dengan set alat pengukur volume molar. Set alat
yang terdiri dari dua buret diisi dengan air dalam volume yang sudah
ditentukan. Pengisian air bertujuan agar volume gas oksigen yang dihasilkan
dapat terukur dengan indikasi naiknya permukaan air akibat penambahan volume
gas oksigen. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat proses terbentuknya oksigen.
Pemanasan dilakukan selama gas oksigen masih dihasilkan dari pemanasan tersebut
yang ditandai dengan menaiknya permukaan air pada buret. Set alat dipastikan
tidak ada kebocoran, dengan menambahkan vaselin disekitar tutup erlenmeyer dan
lubang termometer. Hal ini bertujuan agar tidak ada gas oksigen yang keluar
saat percobaan yang akan menyebabkan tidak akuratnya data karena ada gas
oksigen yang tidak terukur. Termometer juga dipasangkan pada erlenmeyer, yang
bertujuan agar suhu saat pemanasan dapat diketahui.
Kalium klorat (KClO3)
merupakan garam yang termasuk dalam dekomposisi kimia organik melalui proses
pemanasan tanpa atau sedikit O2 (pirolisis) pada
suatu temperatur sedikit diatas titik lelehnya sebesar 2680C.
Hal ini yang menjadi alas an bahwa KClO3 digunakan
untuk penentuan volume molar gas O2.
Percobaan dilakukan menggunakan set alat volume molar, dimana berfungsi untuk
menentukan volume dan tinggi dari gas
yang dihasilkan. Pengamatan pada percobaan ini yaitu mengamati ketinggian air
yang didorong oleh oksigen. Pengamatan ini dapat dibantu dengan memberikan
tanda garis dengan spidol pada ketinggian air agar dapat diukur dengan mudah
dengan penggaris. Percobaan pertama ini
dilakukan sebanyak 3 kali agar diperoleh data yang akurat. Reaksi yang
berlangsung saat pemanasan hingga dihasilkan oksigen menurut persamaan reaksi
sebagai berikut.
2KClO3(s) ā 3O2(g)
+ 2KCl (s)
Percobaan pada pemanasan KClO3
diperoleh
nilai volume molar rata-rata yaitu sebesar 22,283
L/mol. Hasil yang diperoleh ini menunjukkan nilai volume molar hampir mendekati
akurat dengan pernyataan Atkins, 1996. Nilai volume molar menurut Atkins yaitu
senilai 22,414 L/mol. Selisih dari volume molar hasil perhitungan dengan
literatur yaitu sebesar 0,131 L/mol. Selisih ini bisa dikarenakan saat
percobaan terdapat gas yang keluar dari sistem, sehingga tidak seluruh gas
menekan air yang ada di set alat volume molar.
Percobaan kedua yaitu menentukan volume molar dari
gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari
reaksi Na2CO3
dan
H2SO4.
Erlenmeyer yang digunakan harus bersih dan kering saat memasukkan
bahan-bahannya karena akan mempengaruhi hasil pengamatan. Padatan dari Na2CO3
diletakkan
pada bagian pinggir erlenmeyer, kemudaian larutan H2SO4
dimasukkan pada sisi lainnya. Hal ini dilakukan agar kedua bahan tidak mengalami
reaksi terlebih dahulu, karena reaksi akan terjadi begitu cepat. Na2CO3
dan
H2SO4
direaksikan ketika sudah terpasang pada set alat agar volume CO2 yang
dihasilkan dapat terukur. Reaksi antara
Na2CO3
dan
H2SO4
dilakukan
ketika tutup karet dan termometer sudah terpasang dengan rapat. Erlenmeyer
kemudian digoyang-goyang agar reaksi dapat berlangsung sempurna dan
menghasilkan banyak gas CO2. Gas CO2
yang
dihasilkan akan mendorong atau memberi tekanan pada air di alat volume molar
dan pergerakan air ini berjalan sangat cepat. Persamaan rekasi yang terjadi
yaitu :
Na2CO3
(s)
+ H2SO4
(aq)
Ć Na2SO4
(aq)
+ H2O
(l) + CO2
(g)
Volume gas yang didapatkan dari percobaan ini cukup
besar, namun temperatur yang dihasilkan tidak mengalami perubahan yang besar.
Hal ini dikarenakan reaksi yang berjalan begitu cepat sehingga mengalami
perubahan temperatur yang sedikit. Tekanan yang diberikan oleh gas ini
bergantung dari jumlah reaktan yang bereaksi. Reaktan yang semakin banyak bereaksi
maka produk atau gas yang dihasilkan akan semakin banyak pula. Hasil percobaan yang
dilakukan sebanyak tiga kali ini memiliki nilai (1) 22,158L/mol, (2) 20,897L/mol, dan (3) 22,373L/mol.
Nilai volume molar kedua memiliki selisih yang cukup berbeda dari nilai yang
lainnya, hal ini dikarenakan saat melakukan percobaan tersebut, kedua reaktan
sedikit bereaksi sebelum terukur pada set alat. Oleh karena itu, diperkirakan
terdapat CO2 yang tidak terukur karena hal tersebut. Namun demikian,
nilai volume molar gas CO2 yang didapatkan ini
memiliki kepresisian yang baik dan mendekati akurat, dimana nilai rata-rata
dari volume molar CO2 adalah
L/mol. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Sunarya (2010) bahwa nilai volume molar CO2 yaitu
22,26 L/mol. Selisih volume molar pada percobaan dengan literatur yaitu 0,15
L/mol. Hal ini dikarenakan adanya gas yang keluar saat proses pereaksian.
BAB
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gas O2 dapat diperoleh
dari proses pembakaran KClO3. Volume molar
gas O2
yang
diperoleh dari hasil percobaan yaitu sebesar 22,283
L/mol, dimana hasil ini hampir sesuai dengan nilai volume molar yang ada pada
literatur yaitu 22,414 L/mol. Gas CO2 dapat
diperoleh dari proses reaksi antara Na2CO3
dengan
H2SO4.
Volume molar gas CO2 dari hasil percobaan
didapatkan rata-rata sebesar
L/mol.
Hasil ini juga mendekati nilai yang telah tercantum pada literatur, yaitu 22,26
L/mol.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan penentuan
volume molar gas O2 dan gas CO2
yaitu
sebaiknya sebelum memulai percobaan, praktikan memastikan dengan benar
pemasangan karet penutup, karena kebocoran gas akan mempengaruhi hasil yang
diperoleh. Vaselin yang digunakan sebaiknya diberikan cukup banyak agar
menutupi kebocoran pada alat. Pengambilan larutan H2SO4
harus
dilakukan dengan hati-hati karena konsentrasi yang digunakan cukup konsentrasi
pekat. Praktikan juga memerlukan ketelitian saat mengamati volume air yang naik
saat percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisik Jilid 1 Edisi Keempat.
Jakarta: Erlangga
Keenan. 1980. Kimia Untuk Universitas. Jakarta:
Erlangga
Oxtoby, D.W., dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat
Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid
1. Jakarta: Erlangga
Sciencelab. 2013. Material
Safety Data Sheet Aquadest [Serial Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=99196565 [Diakses
tanggal 14 Oktober 2018].
Sciencelab. 2013. Material
Safety Data Sheet Potassium Chromate [Serial
Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927403 [Diakses tanggal 14 Oktober
2018].
Sciencelab. 2013. Material
Safety Data Sheet Potassium Chlorate [Serial Online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927704 [Diakses tanggal 14 Oktober
2018].
Sciencelab. 2013. Material
Safety Data Sheet Sodium
Carbonate[Serial Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927263 [Diakses tanggal 14 Oktober
2018].
Sciencelab. 2013. Material
Safety Data Sheet Sulfuric
Acid [Serial Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925146
[Diakses
tanggal 14 Oktober 2018].
Sukardjo.
1997. Kimia Fisik. Ygyakarta: Rineka
Cipta.
Sunarya.2010.
Kimia Dasar I. Surabaya: Graha Ilmu
Syukri,
S. 1991. Kimia Dasar Jilid 1.
Bandung: ITB
Tim
Penyusun. 2018. Penuntun
Praktikum Termodinamika Kimia. Jember : Universitas
Jember
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Pemanasan KClO3 ( 1mol gas O2)
T0= 0 0C = 273oK
P0 = 1 atm
r (untuk air) = 0, 8
Reaksi :
2KClO3 (s) ā 3O2 (g) +
2KCl(s)
a.
Pengulangan ke-1 ( h = 16,6 cm, T = 30oC)
Massa KClO3= 0,114 g
n KClO3=
= 9,3 x 10-4 mol
n O2=
x 9,3 x 10-4 mol = 1,4 x 10-3mol
=
b.
Pengulangan ke-2 ( h = 21,1 cm, T = 30oC)
Massa KClO3= 0,120 g
n KClO3=
= 9,8 x 10-4 mol
n O2=
x 9,8 x 10-4 mol = 1,47 x 10-3mol
PV = nRT
=
c.
Pengulangan ke-3 ( h = 13 cm, T = 30 oC)
Massa KClO3= 0,109 g
n KClO3=
= 8,89 x 10-4 mol
n O2=
x 8,89 x 10-4 mol = 1,33 x 10-3mol
PV = nRT
=
Vmrata-rata =
= 22,283 L/mol
2. Menghitung
Volume Molar Gas CO2 (reaksi Na2CO3dengan H2SO4)
Pengulangan 1
( h= 18,2 cm, T= 29oC)
Na2CO3(s) + H2SO4(l)
Ć Na2SO4(aq) + H2O(l)
+ CO2(g)
Massa Na2CO3=
0,117 gram
Mol Na2CO3
=
Massa H2SO4 =
x v
= 1,84 g/ml x 3 ml
= 5,52 g
Mol H2SO4 =
=
= 0, 056 mol
Mol CO2
=
|
Na2CO3(s)
|
H2SO4(l)
|
CO2(g)
|
M
|
11,04 x10-4 mol
|
0,056 mol
|
-
|
R
|
11,04 x10-4 mol
|
11,04 x10-4 mol
|
11,04 x10-4 mol
|
S
|
-
|
0,055 mol
|
11,04 x10-4 mol
|
Pbar=
. g. h
=
=
=
1783,6 Pa
Ptotal
= Pbar ā C
Pgas
=
= 9,84 mmHg - 6,02 mmHg
= 3,82 mmHg
PV = nRT
V =
5,446 L
Vo =
=
Vm=
=
= 22,373 L/mol
Pengulangan 2
(h= 14 cm , T=28oC)
Na2CO3(s) + H2SO4(l)
Ć Na2SO4(aq) + H2O(l)
+ CO2(g)
Massa Na2CO3=
0,110 gram
Mol Na2CO3
=
Massa H2SO4 =
x v
= 1,84 g/ml x 3 ml
= 5,52 g
Mol H2SO4 =
=
= 0, 056 mol
Mol CO2
=
|
Na2CO3(s)
|
H2SO4(l)
|
CO2(g)
|
M
|
10,38 x10-4 mol
|
0,056 mol
|
-
|
R
|
10,38 x10-4 mol
|
10,38 x10-4 mol
|
10,38 x10-4 mol
|
S
|
-
|
0,055 mol
|
10,38 x10-4 mol
|
Pbar=
. g. h
=
=
= 1372 Pa
Ptotal
= Pbar ā C
Pgas
=
= 6,91 mmHg ā 5,66 mmHg
= 1,25 mmHg
PV = nRT
V =
L
Vo =
=
Vm
=
=
= 22,158 L/mol
Pengulangan 3
(h = 17,4 cm, T=31oC)
Na2CO3(s) + H2SO4(l)
Ć Na2SO4(aq) + H2O(l)
+ CO2(g)
Massa Na2CO3=
0,104 gram
Mol Na2CO3
=
Massa H2SO4 =
x v
= 1,84 g/ml x 3 ml
= 5,52 g
Mol H2SO4 =
=
= 0, 056 mol
Mol CO2
=
|
Na2CO3(s)
|
H2SO4(l)
|
CO2(g)
|
M
|
9,81 x10-4 mol
|
0,056 mol
|
-
|
R
|
9,81 x10-4 mol
|
9,81 x10-4 mol
|
9,81 x10-4 mol
|
S
|
-
|
0,055 mol
|
9,81 x10-4 mol
|
Pbar=
. g. h
=
=
= 1705,2 Pa
Ptotal
= Pbar ā C
Pgas
=
=
PV = nRT Ć
V =
L
Vo
=
=
Vm
=
=
= 20,897 L/mol
Vm rata-rata =
=
Semoga bermanfaat :)
ReplyDelete